MENGENAL IKAN BANDENG
Ikan bandeng memiliki bentuk badan yang baik, hal ini memudahkan
untuk bandeng berenang dengan cepat, bentuk yang hampir menyerupai
tornadao. Kepala bandeng juga tidak memiliki sisik seperti ikan laut
pada umumnya, mulut kecil terletak di ujung rahang tanpa gigi, dan
lubang hidung terletak di depan mata Mata diseliputi oleh selaput bening
(subcutaneus). Warna badan putih keperak perakan dengan punggung biru
kehitaman Bandeng mempunyai sirip punggung yang jauh di belakang tutup
insang. dengan 14-16 jari-jari pada sirip punggung, 16 – 17 jari jari
pada sirip dada 11-12 jari jari pada sirip perut, 10 jari-jari pada
sirip anus/dubur (sirip dubur/anal finn terletak jauh di belakang sirip
punggung), dan pada sirip ekor berlekuk simetris dengan 19 jari-jari
Sisik pada garis susuk berjumlah 75-80 sisik Bandeng juga mempunyai
tulang atau duri di dalam tubuhnya sebanyak 164 duri.
Bandeng adalah ikan asli air laut yang dikenal sebagai petualang
ulung walaupun dapat hidup di tambak air payau, maupun dipelihara di
air tawar. Ikan ini dapat berenang mulai dari perairan laut yang
salinitasnya tinggi, 35 ppt atau lebih (ini adalah habitat aslinya),
kemudian dapat masuk mendekat ke muara muara sungai (salinitas 15-20 per
mil) dan dapat masuk ke sungai dan danau yang airnya tawar. Sehingga
bandeng digolongkan sebagai ikan euryhaline.
Bandeng yang dapat menempuh perjalanan yang jauh ini, akan tetap
kembali apabila akan berkembang biak. Benih bandeng yang masih bersifat
planktonik (terbawa oleh gerakan air, berupa arus, angin, atau
gelombang akan mencapai di daerah pantai, dengan ukuran panjang sekitar
11-13 mm dan berat 0,01 gr dalam usia 2-3 minggu, yang dikenal sebagai
nener.
Bandeng digolongkan dalam herbivora pemakan tumbuh tumbuhan. Karena
ikan ini selain memakan banyak tumbuhan berupa plankton (tumbuhan dan
hewan yang melayang-layang di dalam air). juga karena ikan bandeng
bergigi, pada lengkung insang terdapat alat tapisan. kerong kongannya
berlekuk dua kali yang berpilin-pilin, perutnya berdinding tebal dan ususnya panjang, sekitar 3-12 kali panjang badannya. Ciri-ciri seperti ini, dalam ichthyology (ilmu tentang ikan) digolongkan ke dalam pemakan tumbuhan atau herbivora.
Gambar : Ikan Bandeng
Makanan yang dimakan bandeng berupa ganggang benang (Chlorophyceae),
Diatomae, Rhyzopoda (Amuba), Gastropoda (siput), dan beberapa jenis
plankton lainnya sedangkan di tambak, bandeng dikenal sebagai pemakan
klekap (tahi air atau bangkai) yang merupakan kehidupan kompleks yang didominasi oleh ganggang biru (cyanophyceae) dan ganggang kersik (Bacciliariophyceae). Di samping itu, adanya bakteri. protoaca,
cacing, udang renik, dan sebagainya sehingga sering disebut ‘microbentie
biological complex’.
Klekap, selain terdiri dari organisme yang disebut di atas, juga
masih banyak jenis jenis organisme bentik, yang terdiri dari hewan dan
tumbuhan yang dapat dimakan oleh ikan bandeng, sehingga klekap merupakan
makanan utama dalam budi daya bandeng di tambak sistens ekstensif
(tradisional). Bandeng yang sudah dewasa, juga memakanmakanan dari daun daunan tanaman tingkat tin seperti Najas, Ruppia.
dan sebagainya. Jenis jasad yang dimakan oleh bandeng dikelompokkan ke
dalam lumut, klekap, dan plankton.
Sewaktu masih muda, bandeng berenang hingga di sekitar pantai dan
masuk ke muara muara sungai, namun bandeng tetap memijah di laut.
Bandeng mulai dewasa ketika mencapai umur 3 tahun. Bandeng memijah di
dekat pantai pada perairan yang jernih, pada kedalaman 40-50 meter
seekor bandeng betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 5 juta sampai 6
juta butir Telur yang dikeluarkan berdiameter sekitar 1,2 mm dan akan
menetas 24-34 jam setelah pembuahan. Larva yang ditetaskan berukuran
panjang sekitar 35 mm dan warnanya bening Larva ini bersifat planktonik
dan terbawa oleh arus, angin, dan gelombang hingga mencapai pantai yang
biasa disebut nener. Nener ini berukuran panjang sekitar 11- 13 mm,
berat 0,01 gr dan berumur 2-3 minggu.
1. PENGOLAHAN TANAH.
Langkah awal yang dilakukan dalam persiapan tambak untuk pemeliharaan ikan
bandeng di tambak adalah kegiatan pengolahan tanah. Hal ini sangat penting
dilakukan agar dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tambak. Berikut
tahap-tahap pengolahan tanah tambak secara intensif:
a. Pengeringan
tanah dasar tambak
Pengeringan tanah dasar tambak yang diperlukan antara lain sebagai berikut
:
- Pengeringan selama 7 hari dan jika cuaca
kurang baik 14 hari
- Pengeringan
tanah tambak dilakukan hingga jika tanah diinjak hanya terbenam sekitar 1 cm
- Pengeringan sampai 2 lapisan sebelah atas
tanah dasar tambak
- Pengeringan sampai tanah dasar tambak
retak-retak dan kadar airnya 18 – 20 %
Manfaat pengeringan dasar tambak antara lain untuk membasmi hama dan
penyakit, mempercepat proses penguraian bahan-bahan organik menjadi mineral,
menghilangkan sisa-sisa bahan beracun seperti asam sulfida (H2S) dan ammonia
(NH3), serta merangsang pertumbuhan klekap (lumut dasar) yang menjadi makanan
alami ikan bandeng di tambak. Tanah tambak yang terus menerus terendam air
semakin lama semakin bersuasana anaerob (kurang oksigen/tidak beroksigen)
sehingga proses mineralisasi yang memerlukan suasana aerob (cukup oksigen) menjadi
terhambat.
Gambar :Pengeringan Tambak
b. Perbaikan
kontruksi tambak
Tahap awal dari persiapan tambak adalah perbaikan tata pertambakan yaitu
meliputi perbaikan pematang, perbaikan pintu dan saringan, pembuatan caren
(saluran keliling) dan perbaikan bocoran. Pemetang petakan yang telah terkikis
(longsor atau aerosi) harus diperbaiki. Bocoran pada pematang akibat kepiting
atau hewan lain perlu ditutup. Pada kaki pematang petakan sebaiknya dibuat
”berm” yang dapat berfungsu sebagai penahan longsoran tanah dari pematang dan
sebagai tempat untuk memperbaiki bocoran. Keadaan pintu yang sudah atau agak
rusak perlu diperbaiki. Pada bagian pintu arah petakan dipasang saringan halus
(kasa nillon atau yang sejenisnya) yang berfungsi untuk mencegah masuknnya ikan
liar atau udang dipelihara selama pengaturan air dipetakan tambak.
c. Pengapuran
tanah dasar
1.
Peranan Pengapuran
tanah dasar tambak sebagai berikut :
Ø Untuk
membunuh mikroorganisme kebanyakan, terutama parasit, karena reaksi kaustiknya.
Ø Untuk
menaikkan pH air yang asam ke nilai netral atau sedikit basa.
Ø Untuk
meningkatkan cadangan alkali dalam air dan lumpur yang mencegah perubahan pH
yang ekstrim.
Ø Untuk
meningkatkan produktivitas biologi, karena meningkatkan pemecahan zat organik
oleh bakteri, menciptakan peningkatan oksigen dan cadangan karbon.
Ø Untuk
mempercepat pemecahan atau pelarutan bahan organik.
Ø Untuk
mengurangi kebutuhan oksigen biologis (BOD).
Ø Untuk
meningkatkan penetrasi cahaya.
Ø Untuk
meningkatkan nitrifikasi karena kebutuhan kalsium dengan nitrifikasiorganisme.
Ø Untuk menetralisir
aksi berbahaya dari zat tertentu seperti sulfida dan asam.
Ø Untuk secara
tidak langsung meningkatkan tekstur tanah dasar di atas materi organik.
Pengapuran meningkatkan alkalinitas air sehingga
meningkatkan ketersediaan karbondioksida untuk fotosintesis. Alkalinitas tinggi
setelah pengapuran juga buffer air terhadap perubahan drastic pH umum dalam
kolam eutrofik dengan air lunak. PH pagi akan lebih tinggi setelah pengapuran,
namun, karena penyangga oleh bikarbonat,Sore nilai pH tidak akan setinggi
sebelum aplikasi kapur. Pengapuran meningkatkanTotal hardness dengan
menambahkan alkali (kalsium dan magnesium - PearlSpar-Aqua). Dengan perlakuan
kapur, air dapat dibersihkan dari noda humat yang bersal dari vegetatif, yang
membatasi penetrasi cahaya. Efek bersih dari perubahan pengapuran kualitas air
berikut ini untuk meningkatkan produktivitas fitoplankton, yang pada
gilirannya, menyebabkan peningkatan produksi ikan.
2. Jenis Bahan Pengapuran
Sejumlah zat yang berbeda digunakan sebagai bahan pengapuran, bahan kimia
yang digunakan untuk pengapuran tanah dan air adalah oksida, hidroksida dan
kalsium silikat atau magnesium, karena ini yang mampu mengurangi keasaman.
Unsur dari jenis kapur meliputi:
a. Kalsium (CaCO3) dan Dolomit (Kalsium-Magnesium Karbonat) [CaMg (CO3) 2]
Karbonat terjadi secara luas di alam. Di antara bentuk-bentuk umum yang
dapat dimanfaatkan sebagai zat pengapuran yang kapur calcitic yang merupakan
kalsium karbonat murni dan kapur dolomit yang merupakan kalsium
karbonat-magnesium dengan proporsi yang berbeda-beda kalsium dan magnesiumnya.
Kalsium karbonat komersial dikenal sebagai kapur pertanian. Karbonat adalah
reaktif setidaknya dari tiga zat pengapuran. Sekarang, terutama dianjurkan
untuk menggunakan dolomit [CaMg (CO3) 2] selama periode kultur.
b. Kalsium Oksida (CaO)
Ini adalah satu-satunya senyawa yang kapur istilah dapat diterapkan dengan
benar. Kalsiumoksida adalah dikenal sebagai kapur unsulated, kapur terbakar dan
kapur cepat. Sekarang diproduksi oleh kapur calcitic dipanggang di tungku.
Oksida kalsium dan kaustik higroskopis dan sering dianjurkan untuk menerapkan
kapur ini untuk tanah asam saja.
c. Kalsium Hidroksida (Ca (OH)2)
Kalsium hidroksida dikenal sebagai kapur dipipihkan,
kapur terhidrasi atau kapur pembangun. Sekarang disiapkan oleh hydrating
kalsium oksida. Semuanya adalah serbuk putih keabu-abuan. Bahan pengapuran yang
berbeda dalam kemampuan untuk menetralkan asam.CaCO3 Murni adalah ukuran
standar bahan pengapuran terhadap yang lainnya. Nilai penetralan CaCO3 adalah
100 persen dan untuk sampel murni dari bahan lain adalah sebagai berikut: CaMg
(CO3)2, 109 persen;Ca (OH)2, 136 persen, dan CaO, 179 persen.
3. Teknik Pengapuran:
Ø Untuk memperbaiki kondisi dasar tambak selama persiapan kolam pembesaran.
Setelah melakukan budidaya, tanah dasar dapat menjadi sangat tercemar dan asam
karena akumulasi humus zat organik. Pengapuran bahan yang dapat digunakan untuk
menetralkan asam organik dibebaskan dari humus substansi dan meningkatkan nilai
pH tanah dasar dan untuk meningkatkan degradasizat organik, sehingga zat
organik humus dapat kembali digunakan sebagai pupuk selama budidaya berikutnya.
Ø Bahan pengapuran juga memiliki properti desinfektan dan karena itu
berfungsi sebagai disinfektan bila diterapkan dalam persiapan kolam pembesaran.
Ø Selama periode budidaya, saat pH air tambak turun di bawah kisaran normal
untuk udang budidaya (di bawah pH 7,2), bahan pengapuran dapat digunakan untuk
meningkatkan nilai pH ke tingkat optimal. Dosis didasarkan pada pH tanah dasar
dan jenis bahan kapur yang digunakan.
4. Pedoman Untuk Pengapuran SelamaPeriode Budidaya:
Ø Selama
bulan pertama budaya ketika tidak ada pertukaran air dan jika pH nilai normal
7,5-7,8 di pagi hari.Dolomit harus dilakukan setiap 2-3 hari dilaju 150-200 kg
/ ha.
Ø Nilai
pH normal 7,5-8,0 dalam pagi dan tidak meningkat lebih dari 0,5 di sore hari,
tapi ada perkembangan fitoplankton. Menggunakan dolomit sebesar 200-250 kg /
hasetiap 2-3 hari selama siang hari.
Ø Nilai
pH di pagi hari lebih rendah dari 7,5. Menggunakan penebaran dolomit sebesar
150kg / ha / hari pengukuran pH pada pagi berikutnya, ulangi pengapuran sekali
sehari sampai nilai pH meningkat hingga 7,5.
Ø PH
air di pagi hari adalah sekitar 8,tetapi meningkat lebih dari 0,5 di sore
(seperti 8,8 atau 9) danwarna air adalah normal.Menggunakan dolomit 200 kg / ha
/ hari di pagi hari,ulangi aplikasi setiap hari sampai pH tidak bervariasi dan
pH air tidak begitu tinggidi pagi hari.
Ø Udang
berukuran 1 atau 2 bulan sebelum panen. Air berwarna gelap atauselama tidak ada
pertukaran air, air mungkin memiliki gelembung. Nilai pH air pada pagi dan sore
hari bervariasi.Menggunakan dolomit sebesar 200 kg / ha / waktu dimalam atau
dini hari. Frekuensi pengapuran tergantung pada warna air dan pertukaran
air.Disarankan bahwa pengapuran harus dilakukan setiap hari. Namun,tergantung
pada warna air kolam dan pH.
Ø Sebelum
pertukaran air jika tidak yakin dengan kualitas airnya.Penenbaran dolomit 200
kg / ha
d. Pemupukan.
Tujuan pemupukan
tambak adalah untuk menyuburkan pertumbuhan klekap yang hidupnya menempel pada
tanah dasar tambak. Karena kehidupan klekap yang menempel pada tanah dasar
tambak tersebut maka pemupukan lebih ditujukan pada pemupukan tanah dasar.
Tehnik pemupukan
adalah sebagai berikut :
Ø
Setelah
pengeringan tambak dianggap dianggap sempurna, tebarkan pupuk organik sebanyak
0,5 – 3 ton/Ha yang disebarkan secara merata keseluruh dasar tambak.
Ø
Masukkan
air setinggi 10 cm dan pintu air ditutup rapat kemudian biarkan menguap sampai
kering agar pupuk tersebut dapat meresap kedalam tanah dan terjadinya proses
mineralisasi bahan organik tersebut.
Ø
Kemudian
diairi lagi 10 cm dan diberi pupuk anorganik yaitu Urea dan TSP, masing-masing
50 dan 100 kg/Ha. Pemberiannya dapat secara bertahap dimana tahap pertama lebih
kurang 30 % dan selanjutnya yang masih tinggal diberikan 2 x dengan selang
waktu seminggu.
Ø
Kalau
klekap sudah tumbuh subur diseluruh permukaan tambak, maka air ditinggikan lagi
20 cm dan secara bertahap selanjutnya dinaikkan sampai ketinggian lebih kurang
60 cm dari pelataran dan benih bandeng siap ditebarkan. untuk mencegah perubahan kualitas air secara tiba-tiba.
Gambar : Pemupukan Ulang
2. PENGISIAN AIR
Air yang
digunakan sebagai media budidaya adalah air laut yang dimasukkan kedalam tambak
dengan memanfaatkan pasang atau pompa, dan air tawar dari sungai. Salinitasnya
sekitar 10 – 35 ppm atau digolongkan kedalam air payau. Jumlah air tambak
ditentukan oleh pasang surut air laut sebagai suplai air tambak. Tambak air
payau kebanyakan dibangun didaerah pasang surut yaitu pasang surut tertinggi
dan terendah. Jika kekeruhan sangat tinggi, maka perlu dilakukan pergantian
air.
Biasanya
pengisian air ataupun pergantian air menggunakan pipa paralon (PVC). Pipa
paralon disebut juga pipa goyang atau stand pipa. Cara pemasangan ialah dengan
memasukkan salah satu ujung pada bagian tambak. Sedang yang lainnya berada
diluar tambak dengan ujung berbentuk huruf L. Untuk memudahkan pengisian air,
maka yang ada dibagian ujungnya (dari elbo) tidak diberi perekat agar mudah
digerak-gerakkan keatas dan kebawah.
3. PENEBARAN DAN AKLIMATISASI
Penebaran
nener yang baik yaitu dengan langkah awal dalam budidaya bandeng. Selanjutnya
nener akan berkembang dalam setiap petakan pada tambak yag telah disediakan.
Saat yang baik untuk menebarkan nener ialah pada pagi atau sore hari pada
pertengahan musim penghujan. Pada saat-saat tersebut jumlah air dalam tambak
tercukupi sehingga kadar asam dan gas-gas beracun teroksidasi. Dengan demikian
nener tidak mengalami kematian. Penebaran yang tepat ialah pada pukul 6.00
sampai pukul 7.00 pagi yang mana udara masih segar dan suhu belum naik.
Jumlah
benih yang harus ditebarkan tergantung dari kesuburan tambak dan tingkat
pengelolaannya. Namun, bila makanan alami (klekap, lumut, plankton) cukup
tersedia. Maka untuk bandeng dapat dilakukan penebaran nener dengan padat penbaran
30 – 60 ekor/m2 (ukuran antara 0,005 – 0,007 gram).
Padatnya
penebaran harus seimbang dengan persediaan makanan alami. Apabila merangsang
makanan alami seperti klekap dan plankton lebih pesat dengan pemupukannya.
Perhitungan penebaran yang tepat ialah satu Hektar diisi maksimal 5000 – 7000
ekor/Ha.
Cara
aklimatisasi, pertama-tama kantong plastik yang berisi nener/benih diapungkan
dalam tambak yang akan ditebar lebih kurang 15 menit agar suhu air selama
pengangkutan menjadi seimbang dengan suhu air tambak. Tandanya yang dapat
dilihat adalah apabila telah terjadi pengembunan di sekitar permukaan plastik.
Setelah dilanjutkan dengan penyesuaian salinitas yaitu dengan membuka kantong
plastik, masukkan air tambak sedikit demi sedikit ke dalam kantong plastik
sampai kantong penuh berisi dengan air tambak, kemudian baru dilepaskan
semuanya.
Ciri-ciri nener
yang sehat adalah :
Ø
Mempunyai
kebiasaan berenang yang bergerombol menuju satu arah mengikuti jarum jam atau
sebaliknya.
Ø
Memiliki
daya renang yang lebih lincah / agresif. Gerakan yang lamban dan
tersendat-sendat menunukkan bahwa nener kurang sehat.
Ø
Cepat
bereaksi apabila ada kejutan pada wadah pengangkutannya.
Untuk
penggunaan / penebaran langsung benih gelondongan maka adaptasi seperti di atas
tetap dilakukan, namun padat penebaran benih yang digunakan lebih rendah yakni
antara 2.500 – 5.000 ekor/Ha. Untuk masa pemeliharaan 4 – 5 bulan, maka akan
dihasilkan ikan bandeng konsumsi dengan berat individu antara 300 – 400 gr /
ekor.
Gambar : Pemilihan benih
4. MONITORING PERTUMBUHAN
Perkembangan
nener sangat tergantung dari padatnya penebaran. Dalam satu Hektar dapat
ditebar 1000 ekor pada petak pendederan. Perkembangan nener menjadi pesat jika
airnya dalam keadaan jernih dan banyak terdapat plankton dan klekap. Kejernihan
air mempermudah bagi ikan untuk memproleh makanan karena penglihatannya tidak
terhalang. Pemberian makanan tambahan berasal dari dedak halus yang dicampur
dengan pupuk yang dapat memacu pertumbuhan ikan.
Setelah berada
pada petak pendederan selama satu bulan nener sudah mampu mengenali
lingkungannya.Tingkah laku nener yang berada dalam petak pendederan setelah
adanya pencampuran air dari tempat yang berbeda dapat diamati. Ikan yang sudah
mengenali lingkungannya dan mampu menerima keadaan air, akan bergerak melawan arus.
Apabila nener dipelihara dengan baik maka perkembangannya berjalan
dengan normal. Hal-hal yang perlu diperhatikan ialah meliputi penumbuhan
makanan alami, penumbuhan klekap, pemberian makanan tambahan, pengaturan
irigasi, menjaga kualitas air, dan mempertahankan suhu. Setelah selama sebulan
nener berada dalam petakan pendederan/peneneran, maka barulah dipindah kepetak
gelondongan. Pada usia ini nener sudah berukuran 5 cm.
Pemberian makanan perlu ditingkatkan lagi guna memacu perkembangan
sehingga belum sampai usia enam bulan bandeng sudah bisa dipanen. Setelah
berada dalam petak gelondongan, ikan dipelihara selama 2 bulan. Kemudian
dipindahkan kedalam petak pembesaran yang selalu disertai dengan masalah
seperti munculnya ikan pesaing dan predator.
Gambar : Sampling
5. PENGGELOLAAN KUALITAS AIR
Kualitas air
yang telah sesuai dengan kebutuhan ikan harus tetap dipertahankan. Bila terjadi
perubahan mendadak, secepatnya diupayakan pemulihan agar ikan tidak stress atau
mati. Perhatian serius kearah ini akan menbuahkan hasil yang memuaskan Karena
kualitas sangat erat hubungannya dengan menumbuhkan makanan alami.
Kriteria
kualitas air yang baik adalah :
Ø
Salinitas
15 – 30 per mil
Ø
Suhu
27 – 31 C
Ø
PH
air 7,5 – 8,5
Ø
Oksigen
terlarut > 3 ppm
Ø
Alkalinitas
> 150 ppm
Ø
Kecerahan
30 – 40 cm.
Untuk menjaga
kualitas air tetap baik, maka pergantian air perlu dilakukan sesuai kebutuhan dan ditambahkan probiotik.
6. PENGENDALIAN PAKAN (ALAMI DAN BUATAN)
Tersedianya
makanan alami dalam tambak tergantung pada pemupukan tambak sebelum nener
ditebar. Dengan pemupukan, banyak unsure hara yang terlarut, selain komposisi
kimiawi yang ada pada dasar tanah menjadi lebih baik dalam menyediakan unsur
nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, ferum, serta unsur-unsur mikro lainnya.
Ditambak
terdapat beberapa jenis pakan alami yang sangat penting dalam menunjang
pertumbuhan bandeng. Jenis tersebut adalah klekap, lumut, plankton dan
organisme dasar (benthos). Namun demikian, jarang sekali semua jenis tersebut
dapat hidup dan tumbuh dalam tepat dan waktu yang kebersamaan. Hal ini
tergantung dari keadaan kulaitas air dan tanah serta kedalam air tambak.
Makanan utama
ikan bandeng di tambak adalah klekap, oleh karenanya pertumbuhan klekap di
tambak harus dijaga berlangsung terus menerus. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan pupuk ulang/susulan secara berkala setiap 2 minggu sekali
menggunakan pupuk Urea dan TSP dengan perbandingan 2 : 1 sebanyak 25 kg, selain
itu dapat diberikan pakan tambahan berupa dedak halus dengan dosis 5 % berat
badan per hari.
7.
PEMBERANTASAN HAMA.
Apabila persiapan tambak/pengolahan tanah telah
dilakukan dengan sempurna maka pada dasarnya pekerjaan pemberantasan hama telah
sekaligus dikerjakan karena pada pengeringan dasar tambak secara total hama
ikan yang ada didalamnya akan mati. Namun pada kondisi dimana dasar tambak
tidak bisa dikeringkan secara total, maka pemberantasan hama ikan buas
(pemangsa) dan ikan penyaing (kompetitor) dapat dilakukan dengan menggunakan
pestisida biji teh (Saponin) atau akar tuba (Ratonin). Dosis pemberian Saponin antara
20-20 ppm, bergantung kepada kondisi kadar garam (salinitas air tambak).
Semakin rendah salinitas, semakin tinggi dosis saponin yang digunakan. Di
pasaran saponin dijual dalam bentuk lempeng atau tepung/bungkil. Cara pemakaian
yang berbentuk lempeng harus dihancurkan / ditumbuk terlebih dahulu, dimasukkan
kedalam wadah/ember, kemudian direndam lebih kurang 12 jam selanjutnya siap
dipercikan kedalam tambak.
Penggunaan akar tuba bisa dalam bentuk segar, akar kering atau yang sudah
berbentuk tepung. Untuk akar tuba yang masih segar dosis pemakaiannya 20 – 40
kg/Ha, dalam bentuk kering 4 – 6 kg/Ha, sedangkan dalam bentuk tepung dosisnya
adalah 5 ppm. Cara pemakaiannya akar tuba segar adalah dengan memotong akar
tuba tersebut dan mencincangnya kecil-kecil kemudian direndam lebih kurang 12
jam, lalu tumbuk dan kocok-kocok dalam air tambak. Sedangkan penggunaan akar
tuba dalam bentuk tepung, direndam/dilarutkan terlebih dahulu dalam ember baru
kemudian dipercikkan kedalam tambak secara merata.
8. PANEN DAN PASCA PANEN
Untuk penebaran benih bandeng dalam ukuran nener, maka pemanenan baru dapat
dilakukan setelah masa pemeliharaan 5 – 6 bulan dimana berat ikan yang dipanen
akan mencapai 300 – 400 gr/ekor. Sedangkan kalau penebaran benih dalam bentuk
benih gelondongan, hanya memerlukan masa pemeliharaan 4 – 5 bulan untuk
mencapai ukuran panen yang sama.
Metoda pemanenan ikan bandeng dari tambak dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu :
a. Dengan memasukkan air.
Cara ini juga dikenal dengan istilah sistim nyerang, dilakukan pada tambak
yang mempunyai petakan lengkap dimana petak pembagi air dimanfaatkan sebagai
petak penampung. Beberapa saat sebelum pasang tiba, semua pintu yang
berhubungan dengan petakan ini dibuka, sehingga air pasang dengan mudah masuk
ke petakan pembagi kemudian ke petakan yang akan dipanen. Gerombolan ikan akan
berusaha keluar ke petak pembagi air dengan terbukanya pintu air petakan yang
akan dipanen dan selanjutnya tinggal dilakukan pemanenen.
b. Dengan pengeringan total.
Untuk tambak yang tidak terjangkau oleh pasang surut air laut misalnya
karena lokasinya jauh dari pantai atau tambak tersebut tidak dilengkapi dengan
petak pembagi/petak penagkapan, maka pemanenen dilakukan dengan cara
pengerngan. Caranya adalah dengan jalan pengeringan tambak/membuka pintu air
pada saat air surut sampai pelataran kering total dan ikan yang akan dipanen
akan turun ke caren yang masih ada airnya. Selanjutnya ikan yang sudah
berkumpul pada caren digiring dengan menggunakan caren kearah pintu air untuk
mempersempit ruang geraknya, kemudian ditangkap dengan menggunakan seser dan
alat tangkap lainnya.
Pada waktu penangkapan diusahakan agar tidak mati
sebelum ditangkap. Ikan yang terlalu banyak bergerak sebelum mati atau yang
mati perlahan-lahan dapat mempengaruhi mutu kesegarannya, oleh karenanya
diupayakan agar ikan-ikan dapat ditangkap dalam keadaan hidup dan segar.
Kalaupun kemudian mati, mutunya masih cukup baik. Setelah ikan mati, segera
dicuci bersih dengan es sambil dipisahkan menurut jenis dan ukurannya, setelah
itu barulah disusun dalam wadah pengangkut yang diberi lapisan es secara
berselang seling dimana perbandingan berat ikan dengan berat es antara 1 : 1
sampai 1 : 2.
Gambar : Pemananenan Ikan Bandeng Dengan Pengeringan Total
Gambar : Pegesizean Ikan Bandeng
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,
T dkk, 1998. Budidaya Bandeng Secara Insentif. Penebar Swadaya. Jakarta
Idel, A. dan S. Wibowo. 1996. Budidaya
Tambak Bandeng Modern.Gitamedia Press. Surabaya
Martosudarmo, B. dan B. S.
Ranoemihardjo. 1992. Rekayasa Tambak.Penebar Swadaya, Jakarta.
Soeseno,
S, 1987. Budidaya Ikan dan Udang dalam Tambak. PT.Gramedia. Jakarta.
Anonim, 1985. Pedoman Budidaya Tambak.
Direktorat Perikanan. Jakarta. Balai Budidaya Air Payau. Jepara. 225 p.
Bagarinao T.U (1991) Biology of Milkfish
(Chanos chanos Forsskal), Aquaculture Departement Southeas Asian
Fisheries Development Center, Tibgauan Iloilo Fhilippines.
Ahmad, Taufik., Erna Ratnawatim, M.
Jamil R. Yakob,1998. Budidaya Bandeng secara Intensif.Penebar Swadaya, Jakarta.
Alifuddin,
M. 2003. Pembesaran Ikan Bandeng. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Dirjen
Pendidikan Dasar Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Ansari
Rangka, Nur., Andi Indra Jaya Asaad, 2010.Teknologi Budidaya Ikan Bandeng di
Sulawesi
Selatan. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Maros.
Statistik
Budidaya, 2013. Direktorat Perikanan Budidaya. Kementerian Kelautan Perikanan.
Jakarta
Sudrajat,
Achmad, Wedjatmiko, Tony Setiadharma, 2011.Teknologi Budidaya Ikan Bandeng.
Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Badan Penelitian dan
Pengembangan
Kelautan
dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Tristian.
2011. Budidaya Ikan Bandeng. Pusat Penyuluhan, Kementerian Kelautan Perikanan.
Jakarta
Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!
BalasHapus✅ BONUS TURN OVER 0.3%
✅ BONUS REFFERAL 15%
✅ WIN RATE GAME 96,9%
✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK
Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
WHATSAPP +62 821-4331-1663
Link Alternatif :
- www.qmario. com
- www.qmario. net
Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!
BalasHapus✅ BONUS TURN OVER 0.3%
✅ BONUS REFFERAL 15%
✅ WIN RATE GAME 96,9%
✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK
Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
WHATSAPP +62 821-4331-1663
Link Alternatif :
- www.marioqq88. org