Jumat, 04 November 2016

BUDIDAYA IKAN BANDENG DI TAMBAK TRADISIONAL (Chanos chanos)

Budi daya ikan bandeng (Chanos chanos)  di Indonesia cukup maju.  Bandeng dapat dibudidayakan di air laut, air payau, dan air tawar sekitar 98% bandeng diproduksi dari budi daya di tambak. Budi daya bandeng dilakukan untuk memproduksi ikan konsumsi, ekspor, dan umpan dalam penangkapan tuna dan cakalang.

MENGENAL IKAN BANDENG

Ikan bandeng memiliki bentuk badan yang baik, hal ini memudahkan untuk bandeng berenang dengan cepat, bentuk yang hampir menyerupai tornadao.  Kepala bandeng juga tidak memiliki sisik seperti ikan laut pada umumnya,  mulut kecil terletak di ujung rahang tanpa gigi,  dan lubang hidung terletak di depan mata Mata diseliputi oleh selaput bening (subcutaneus). Warna badan putih keperak perakan dengan punggung biru kehitaman Bandeng mempunyai sirip punggung yang jauh di belakang tutup insang. dengan 14-16 jari-jari pada sirip punggung, 16 – 17 jari jari pada sirip dada 11-12 jari jari pada sirip perut, 10 jari-jari pada sirip anus/dubur (sirip dubur/anal finn terletak jauh di belakang sirip punggung), dan pada sirip ekor berlekuk simetris dengan 19 jari-jari Sisik pada garis susuk berjumlah 75-80 sisik Bandeng juga mempunyai tulang atau duri di dalam tubuhnya sebanyak 164 duri.
Bandeng adalah ikan asli air laut yang dikenal sebagai petualang ulung walaupun dapat hidup di tambak air payau,  maupun dipelihara di air tawar. Ikan ini dapat berenang mulai dari perairan laut yang salinitasnya tinggi, 35 ppt atau lebih (ini adalah habitat aslinya), kemudian dapat masuk mendekat ke muara muara sungai (salinitas 15-20 per mil)  dan dapat masuk ke sungai dan danau yang airnya tawar. Sehingga bandeng digolongkan sebagai ikan euryhaline.
Bandeng yang dapat menempuh perjalanan yang jauh ini,  akan tetap kembali apabila akan berkembang biak. Benih bandeng yang masih bersifat planktonik (terbawa oleh gerakan air,  berupa arus, angin, atau gelombang akan mencapai di daerah pantai, dengan ukuran panjang sekitar 11-13 mm dan berat 0,01 gr dalam usia 2-3 minggu, yang dikenal sebagai nener.
 Bandeng digolongkan dalam herbivora pemakan tumbuh tumbuhan. Karena ikan ini selain memakan banyak tumbuhan berupa plankton (tumbuhan dan hewan yang melayang-layang di dalam air). juga karena ikan bandeng bergigi, pada lengkung insang terdapat alat tapisan.  kerong kongannya berlekuk dua kali yang berpilin-pilin, perutnya berdinding tebal dan ususnya panjang, sekitar 3-12 kali panjang badannya. Ciri-ciri seperti ini, dalam ichthyology (ilmu tentang ikan) digolongkan ke dalam pemakan tumbuhan atau herbivora.
 Gambar : Ikan Bandeng
Makanan yang dimakan bandeng berupa ganggang benang (Chlorophyceae), Diatomae,  Rhyzopoda (Amuba), Gastropoda (siput), dan beberapa jenis plankton lainnya sedangkan di tambak, bandeng dikenal sebagai pemakan klekap (tahi air atau bangkai)  yang merupakan kehidupan kompleks yang didominasi oleh ganggang biru (cyanophyceae)  dan ganggang kersik (Bacciliariophyceae). Di samping itu,  adanya bakteri. protoaca, cacing, udang renik, dan sebagainya sehingga sering disebut ‘microbentie biological complex’.
Klekap, selain terdiri dari organisme yang disebut di atas, juga masih banyak jenis jenis organisme bentik, yang terdiri dari hewan dan tumbuhan yang dapat dimakan oleh ikan bandeng, sehingga klekap merupakan makanan utama dalam budi daya bandeng di tambak sistens ekstensif (tradisional). Bandeng yang sudah dewasa,  juga memakanmakanan dari daun daunan tanaman tingkat tin seperti Najas,  Ruppia.  dan sebagainya. Jenis jasad yang dimakan oleh bandeng dikelompokkan ke dalam lumut,  klekap,  dan plankton.
Sewaktu masih muda,  bandeng berenang hingga di sekitar pantai dan masuk ke muara muara sungai, namun bandeng tetap memijah di laut. Bandeng mulai dewasa ketika mencapai umur 3 tahun. Bandeng memijah di dekat pantai pada perairan yang jernih, pada kedalaman 40-50 meter seekor bandeng betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 5 juta sampai 6 juta butir Telur yang dikeluarkan berdiameter sekitar 1,2 mm dan akan menetas 24-34 jam setelah pembuahan. Larva yang ditetaskan berukuran panjang sekitar 35 mm dan warnanya bening Larva ini bersifat planktonik dan terbawa oleh arus, angin, dan gelombang hingga mencapai pantai yang biasa disebut nener. Nener ini berukuran panjang sekitar 11- 13 mm, berat 0,01 gr dan berumur 2-3 minggu.

1. PENGOLAHAN TANAH.
Langkah awal yang dilakukan dalam persiapan tambak untuk pemeliharaan ikan bandeng di tambak adalah kegiatan pengolahan tanah. Hal ini sangat penting dilakukan agar dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tambak. Berikut tahap-tahap pengolahan tanah tambak secara intensif:
a.   Pengeringan tanah dasar tambak
Pengeringan tanah dasar tambak yang diperlukan antara lain sebagai berikut :
-    Pengeringan selama 7 hari dan jika cuaca kurang baik 14 hari
-    Pengeringan tanah tambak dilakukan hingga jika tanah diinjak hanya terbenam  sekitar 1  cm
-    Pengeringan sampai 2 lapisan sebelah atas tanah dasar tambak
-    Pengeringan sampai tanah dasar tambak retak-retak dan kadar airnya 18 – 20 %
Manfaat pengeringan dasar tambak antara lain untuk membasmi hama dan penyakit, mempercepat proses penguraian bahan-bahan organik menjadi mineral, menghilangkan sisa-sisa bahan beracun seperti asam sulfida (H2S) dan ammonia (NH3), serta merangsang pertumbuhan klekap (lumut dasar) yang menjadi makanan alami ikan bandeng di tambak. Tanah tambak yang terus menerus terendam air semakin lama semakin bersuasana anaerob (kurang oksigen/tidak beroksigen) sehingga proses mineralisasi yang memerlukan suasana aerob (cukup oksigen) menjadi terhambat.
 
Gambar :Pengeringan Tambak


b.   Perbaikan kontruksi tambak
Tahap awal dari persiapan tambak adalah perbaikan tata pertambakan yaitu meliputi perbaikan pematang, perbaikan pintu dan saringan, pembuatan caren (saluran keliling) dan perbaikan bocoran. Pemetang petakan yang telah terkikis (longsor atau aerosi) harus diperbaiki. Bocoran pada pematang akibat kepiting atau hewan lain perlu ditutup. Pada kaki pematang petakan sebaiknya dibuat ”berm” yang dapat berfungsu sebagai penahan longsoran tanah dari pematang dan sebagai tempat untuk memperbaiki bocoran. Keadaan pintu yang sudah atau agak rusak perlu diperbaiki. Pada bagian pintu arah petakan dipasang saringan halus (kasa nillon atau yang sejenisnya) yang berfungsi untuk mencegah masuknnya ikan liar atau udang dipelihara selama pengaturan air dipetakan tambak.
c.   Pengapuran tanah dasar
1.      Peranan Pengapuran tanah dasar tambak sebagai berikut :
Ø  Untuk membunuh mikroorganisme kebanyakan, terutama parasit, karena reaksi kaustiknya.
Ø  Untuk menaikkan pH air yang  asam ke nilai netral atau sedikit basa.
Ø  Untuk meningkatkan cadangan alkali dalam air dan lumpur yang mencegah perubahan pH yang ekstrim.
Ø  Untuk meningkatkan produktivitas biologi, karena meningkatkan pemecahan zat organik oleh bakteri,  menciptakan peningkatan oksigen dan cadangan karbon.
Ø  Untuk mempercepat pemecahan atau pelarutan bahan organik.
Ø  Untuk mengurangi kebutuhan oksigen biologis (BOD).
Ø  Untuk meningkatkan penetrasi cahaya.
Ø  Untuk meningkatkan nitrifikasi karena kebutuhan kalsium dengan nitrifikasiorganisme.
Ø  Untuk menetralisir aksi berbahaya dari zat tertentu seperti sulfida dan asam.
Ø  Untuk secara tidak langsung meningkatkan tekstur tanah dasar di atas materi organik.
Pengapuran meningkatkan alkalinitas air sehingga meningkatkan ketersediaan karbondioksida untuk fotosintesis. Alkalinitas tinggi setelah pengapuran juga buffer air terhadap perubahan drastic pH umum dalam kolam eutrofik dengan air lunak. PH pagi akan lebih tinggi setelah pengapuran, namun, karena penyangga oleh bikarbonat,Sore nilai pH tidak akan setinggi sebelum aplikasi kapur. Pengapuran meningkatkanTotal hardness dengan menambahkan alkali (kalsium dan magnesium - PearlSpar-Aqua). Dengan perlakuan kapur, air dapat dibersihkan dari noda humat yang bersal dari vegetatif, yang membatasi penetrasi cahaya. Efek bersih dari perubahan pengapuran kualitas air berikut ini untuk meningkatkan produktivitas fitoplankton, yang pada gilirannya, menyebabkan peningkatan produksi ikan.
2.      Jenis Bahan Pengapuran
Sejumlah zat yang berbeda digunakan sebagai bahan pengapuran, bahan kimia yang digunakan untuk pengapuran tanah dan air adalah oksida, hidroksida dan kalsium silikat atau magnesium, karena ini yang mampu mengurangi keasaman. Unsur dari jenis kapur meliputi:
a.       Kalsium (CaCO3) dan Dolomit (Kalsium-Magnesium Karbonat) [CaMg (CO3) 2]
Karbonat terjadi secara luas di alam. Di antara bentuk-bentuk umum yang dapat dimanfaatkan sebagai zat pengapuran yang kapur calcitic yang merupakan kalsium karbonat murni dan kapur dolomit yang merupakan kalsium karbonat-magnesium dengan proporsi yang berbeda-beda kalsium dan magnesiumnya. Kalsium karbonat komersial dikenal sebagai kapur pertanian. Karbonat adalah reaktif setidaknya dari tiga zat pengapuran. Sekarang, terutama dianjurkan untuk menggunakan dolomit [CaMg (CO3) 2] selama periode kultur.
b.      Kalsium Oksida (CaO)
Ini adalah satu-satunya senyawa yang kapur istilah dapat diterapkan dengan benar. Kalsiumoksida adalah dikenal sebagai kapur unsulated, kapur terbakar dan kapur cepat. Sekarang diproduksi oleh kapur calcitic dipanggang di tungku. Oksida kalsium dan kaustik higroskopis dan sering dianjurkan untuk menerapkan kapur ini untuk tanah asam saja.
c.       Kalsium Hidroksida (Ca (OH)2)
Kalsium hidroksida dikenal sebagai kapur dipipihkan, kapur terhidrasi atau kapur pembangun. Sekarang disiapkan oleh hydrating kalsium oksida. Semuanya adalah serbuk putih keabu-abuan. Bahan pengapuran yang berbeda dalam kemampuan untuk menetralkan asam.CaCO3 Murni adalah ukuran standar bahan pengapuran terhadap yang lainnya. Nilai penetralan CaCO3 adalah 100 persen dan untuk sampel murni dari bahan lain adalah sebagai berikut: CaMg (CO3)2, 109 persen;Ca (OH)2, 136 persen, dan CaO, 179 persen.
3.      Teknik Pengapuran:
Ø  Untuk memperbaiki kondisi dasar tambak selama persiapan kolam pembesaran. Setelah melakukan budidaya, tanah dasar dapat menjadi sangat tercemar dan asam karena akumulasi humus zat organik. Pengapuran bahan yang dapat digunakan untuk menetralkan asam organik dibebaskan dari humus substansi dan meningkatkan nilai pH tanah dasar dan untuk meningkatkan degradasizat organik, sehingga zat organik humus dapat kembali digunakan sebagai pupuk selama budidaya berikutnya.
Ø  Bahan pengapuran juga memiliki properti desinfektan dan karena itu berfungsi sebagai disinfektan bila diterapkan dalam persiapan kolam pembesaran.
Ø  Selama periode budidaya, saat pH air tambak turun di bawah kisaran normal untuk udang budidaya (di bawah pH 7,2), bahan pengapuran dapat digunakan untuk meningkatkan nilai pH ke tingkat optimal. Dosis didasarkan pada pH tanah dasar dan jenis bahan kapur yang digunakan.
4.      Pedoman Untuk Pengapuran SelamaPeriode Budidaya:
Ø  Selama bulan pertama budaya ketika tidak ada pertukaran air dan jika pH nilai normal 7,5-7,8 di pagi hari.Dolomit harus dilakukan setiap 2-3 hari dilaju 150-200 kg / ha.
Ø  Nilai pH normal 7,5-8,0 dalam pagi dan tidak meningkat lebih dari 0,5 di sore hari, tapi ada perkembangan fitoplankton. Menggunakan dolomit sebesar 200-250 kg / hasetiap 2-3 hari selama siang hari.
Ø  Nilai pH di pagi hari lebih rendah dari 7,5. Menggunakan penebaran dolomit sebesar 150kg / ha / hari pengukuran pH pada pagi berikutnya, ulangi pengapuran sekali sehari sampai nilai pH meningkat hingga 7,5.
Ø  PH air di pagi hari adalah sekitar 8,tetapi meningkat lebih dari 0,5 di sore (seperti 8,8 atau 9) danwarna air adalah normal.Menggunakan dolomit 200 kg / ha / hari di pagi hari,ulangi aplikasi setiap hari sampai pH tidak bervariasi dan pH air tidak begitu tinggidi pagi hari.
Ø  Udang berukuran 1 atau 2 bulan sebelum panen. Air berwarna gelap atauselama tidak ada pertukaran air, air mungkin memiliki gelembung. Nilai pH air pada pagi dan sore hari bervariasi.Menggunakan dolomit sebesar 200 kg / ha / waktu dimalam atau dini hari. Frekuensi pengapuran tergantung pada warna air dan pertukaran air.Disarankan bahwa pengapuran harus dilakukan setiap hari. Namun,tergantung pada warna air kolam dan pH.
Ø  Sebelum pertukaran air jika tidak yakin dengan kualitas airnya.Penenbaran dolomit 200 kg / ha
d.   Pemupukan.
Tujuan pemupukan tambak adalah untuk menyuburkan pertumbuhan klekap yang hidupnya menempel pada tanah dasar tambak. Karena kehidupan klekap yang menempel pada tanah dasar tambak tersebut maka pemupukan lebih ditujukan pada pemupukan tanah dasar.
Tehnik pemupukan adalah sebagai berikut :
Ø  Setelah pengeringan tambak dianggap dianggap sempurna, tebarkan pupuk organik sebanyak 0,5 – 3 ton/Ha yang disebarkan secara merata keseluruh dasar tambak.
Ø  Masukkan air setinggi 10 cm dan pintu air ditutup rapat kemudian biarkan menguap sampai kering agar pupuk tersebut dapat meresap kedalam tanah dan terjadinya proses mineralisasi bahan organik tersebut.
Ø  Kemudian diairi lagi 10 cm dan diberi pupuk anorganik yaitu Urea dan TSP, masing-masing 50 dan 100 kg/Ha. Pemberiannya dapat secara bertahap dimana tahap pertama lebih kurang 30 % dan selanjutnya yang masih tinggal diberikan 2 x dengan selang waktu seminggu.
Ø  Kalau klekap sudah tumbuh subur diseluruh permukaan tambak, maka air ditinggikan lagi 20 cm dan secara bertahap selanjutnya dinaikkan sampai ketinggian lebih kurang 60 cm dari pelataran dan benih bandeng siap ditebarkan. untuk mencegah perubahan kualitas air secara tiba-tiba.
 
 
Gambar : Pemupukan Ulang
 2.   PENGISIAN AIR
Air yang digunakan sebagai media budidaya adalah air laut yang dimasukkan kedalam tambak dengan memanfaatkan pasang atau pompa, dan air tawar dari sungai. Salinitasnya sekitar 10 – 35 ppm atau digolongkan kedalam air payau. Jumlah air tambak ditentukan oleh pasang surut air laut sebagai suplai air tambak. Tambak air payau kebanyakan dibangun didaerah pasang surut yaitu pasang surut tertinggi dan terendah. Jika kekeruhan sangat tinggi, maka perlu dilakukan pergantian air.
Biasanya pengisian air ataupun pergantian air menggunakan pipa paralon (PVC). Pipa paralon disebut juga pipa goyang atau stand pipa. Cara pemasangan ialah dengan memasukkan salah satu ujung pada bagian tambak. Sedang yang lainnya berada diluar tambak dengan ujung berbentuk huruf L. Untuk memudahkan pengisian air, maka yang ada dibagian ujungnya (dari elbo) tidak diberi perekat agar mudah digerak-gerakkan keatas dan kebawah.
 
3.   PENEBARAN DAN AKLIMATISASI
Penebaran nener yang baik yaitu dengan langkah awal dalam budidaya bandeng. Selanjutnya nener akan berkembang dalam setiap petakan pada tambak yag telah disediakan. Saat yang baik untuk menebarkan nener ialah pada pagi atau sore hari pada pertengahan musim penghujan. Pada saat-saat tersebut jumlah air dalam tambak tercukupi sehingga kadar asam dan gas-gas beracun teroksidasi. Dengan demikian nener tidak mengalami kematian. Penebaran yang tepat ialah pada pukul 6.00 sampai pukul 7.00 pagi yang mana udara masih segar dan suhu belum naik.
Jumlah benih yang harus ditebarkan tergantung dari kesuburan tambak dan tingkat pengelolaannya. Namun, bila makanan alami (klekap, lumut, plankton) cukup tersedia. Maka untuk bandeng dapat dilakukan penebaran nener dengan padat penbaran 30 – 60 ekor/m2 (ukuran antara 0,005 – 0,007 gram).
Padatnya penebaran harus seimbang dengan persediaan makanan alami. Apabila merangsang makanan alami seperti klekap dan plankton lebih pesat dengan pemupukannya. Perhitungan penebaran yang tepat ialah satu Hektar diisi maksimal 5000 – 7000 ekor/Ha.
Cara aklimatisasi, pertama-tama kantong plastik yang berisi nener/benih diapungkan dalam tambak yang akan ditebar lebih kurang 15 menit agar suhu air selama pengangkutan menjadi seimbang dengan suhu air tambak. Tandanya yang dapat dilihat adalah apabila telah terjadi pengembunan di sekitar permukaan plastik. Setelah dilanjutkan dengan penyesuaian salinitas yaitu dengan membuka kantong plastik, masukkan air tambak sedikit demi sedikit ke dalam kantong plastik sampai kantong penuh berisi dengan air tambak, kemudian baru dilepaskan semuanya.
Ciri-ciri nener yang sehat adalah :
Ø  Mempunyai kebiasaan berenang yang bergerombol menuju satu arah mengikuti jarum jam atau sebaliknya.
Ø  Memiliki daya renang yang lebih lincah / agresif. Gerakan yang lamban dan tersendat-sendat menunukkan bahwa nener kurang sehat.
Ø  Cepat bereaksi apabila ada kejutan pada wadah pengangkutannya.
Untuk penggunaan / penebaran langsung benih gelondongan maka adaptasi seperti di atas tetap dilakukan, namun padat penebaran benih yang digunakan lebih rendah yakni antara 2.500 – 5.000 ekor/Ha. Untuk masa pemeliharaan 4 – 5 bulan, maka akan dihasilkan ikan bandeng konsumsi dengan berat individu antara 300 – 400 gr / ekor.
 
 
 Gambar : Pemilihan benih


4.    MONITORING PERTUMBUHAN
Perkembangan nener sangat tergantung dari padatnya penebaran. Dalam satu Hektar dapat ditebar 1000 ekor pada petak pendederan. Perkembangan nener menjadi pesat jika airnya dalam keadaan jernih dan banyak terdapat plankton dan klekap. Kejernihan air mempermudah bagi ikan untuk memproleh makanan karena penglihatannya tidak terhalang. Pemberian makanan tambahan berasal dari dedak halus yang dicampur dengan pupuk yang dapat memacu pertumbuhan ikan.
Setelah berada pada petak pendederan selama satu bulan nener sudah mampu mengenali lingkungannya.Tingkah laku nener yang berada dalam petak pendederan setelah adanya pencampuran air dari tempat yang berbeda dapat diamati. Ikan yang sudah mengenali lingkungannya dan mampu menerima keadaan air, akan bergerak melawan arus.
         Apabila nener dipelihara dengan baik maka perkembangannya berjalan dengan normal. Hal-hal yang perlu diperhatikan ialah meliputi penumbuhan makanan alami, penumbuhan klekap, pemberian makanan tambahan, pengaturan irigasi, menjaga kualitas air, dan mempertahankan suhu. Setelah selama sebulan nener berada dalam petakan pendederan/peneneran, maka barulah dipindah kepetak gelondongan. Pada usia ini nener sudah berukuran 5 cm.
         Pemberian makanan perlu ditingkatkan lagi guna memacu perkembangan sehingga belum sampai usia enam bulan bandeng sudah bisa dipanen. Setelah berada dalam petak gelondongan, ikan dipelihara selama 2 bulan. Kemudian dipindahkan kedalam petak pembesaran yang selalu disertai dengan masalah seperti munculnya ikan pesaing dan predator.
 
 Gambar : Sampling

5.    PENGGELOLAAN KUALITAS  AIR
Kualitas air yang telah sesuai dengan kebutuhan ikan harus tetap dipertahankan. Bila terjadi perubahan mendadak, secepatnya diupayakan pemulihan agar ikan tidak stress atau mati. Perhatian serius kearah ini akan menbuahkan hasil yang memuaskan Karena kualitas sangat erat hubungannya dengan menumbuhkan makanan alami.
Kriteria kualitas air yang baik adalah :
Ø  Salinitas 15 – 30 per mil
Ø  Suhu 27 – 31 C
Ø  PH air 7,5 – 8,5
Ø  Oksigen terlarut > 3 ppm
Ø  Alkalinitas > 150 ppm
Ø  Kecerahan 30 – 40 cm.
Untuk menjaga kualitas air tetap baik, maka pergantian air perlu dilakukan sesuai kebutuhan dan ditambahkan probiotik.
 
 
6.    PENGENDALIAN PAKAN (ALAMI DAN BUATAN)
Tersedianya makanan alami dalam tambak tergantung pada pemupukan tambak sebelum nener ditebar. Dengan pemupukan, banyak unsure hara yang terlarut, selain komposisi kimiawi yang ada pada dasar tanah menjadi lebih baik dalam menyediakan unsur nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, ferum, serta unsur-unsur mikro lainnya.
Ditambak terdapat beberapa jenis pakan alami yang sangat penting dalam menunjang pertumbuhan bandeng. Jenis tersebut adalah klekap, lumut, plankton dan organisme dasar (benthos). Namun demikian, jarang sekali semua jenis tersebut dapat hidup dan tumbuh dalam tepat dan waktu yang kebersamaan. Hal ini tergantung dari keadaan kulaitas air dan tanah serta kedalam air tambak.
Makanan utama ikan bandeng di tambak adalah klekap, oleh karenanya pertumbuhan klekap di tambak harus dijaga berlangsung terus menerus. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pupuk ulang/susulan secara berkala setiap 2 minggu sekali menggunakan pupuk Urea dan TSP dengan perbandingan 2 : 1 sebanyak 25 kg, selain itu dapat diberikan pakan tambahan berupa dedak halus dengan dosis 5 % berat badan per hari.
 
7. PEMBERANTASAN HAMA.
Apabila persiapan tambak/pengolahan tanah telah dilakukan dengan sempurna maka pada dasarnya pekerjaan pemberantasan hama telah sekaligus dikerjakan karena pada pengeringan dasar tambak secara total hama ikan yang ada didalamnya akan mati. Namun pada kondisi dimana dasar tambak tidak bisa dikeringkan secara total, maka pemberantasan hama ikan buas (pemangsa) dan ikan penyaing (kompetitor) dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida biji teh (Saponin) atau akar tuba (Ratonin). Dosis pemberian Saponin antara 20-20 ppm, bergantung kepada kondisi kadar garam (salinitas air tambak). Semakin rendah salinitas, semakin tinggi dosis saponin yang digunakan. Di pasaran saponin dijual dalam bentuk lempeng atau tepung/bungkil. Cara pemakaian yang berbentuk lempeng harus dihancurkan / ditumbuk terlebih dahulu, dimasukkan kedalam wadah/ember, kemudian direndam lebih kurang 12 jam selanjutnya siap dipercikan kedalam tambak.
Penggunaan akar tuba bisa dalam bentuk segar, akar kering atau yang sudah berbentuk tepung. Untuk akar tuba yang masih segar dosis pemakaiannya 20 – 40 kg/Ha, dalam bentuk kering 4 – 6 kg/Ha, sedangkan dalam bentuk tepung dosisnya adalah 5 ppm. Cara pemakaiannya akar tuba segar adalah dengan memotong akar tuba tersebut dan mencincangnya kecil-kecil kemudian direndam lebih kurang 12 jam, lalu tumbuk dan kocok-kocok dalam air tambak. Sedangkan penggunaan akar tuba dalam bentuk tepung, direndam/dilarutkan terlebih dahulu dalam ember baru kemudian dipercikkan kedalam tambak secara merata.
 
8.    PANEN DAN PASCA PANEN
Untuk penebaran benih bandeng dalam ukuran nener, maka pemanenan baru dapat dilakukan setelah masa pemeliharaan 5 – 6 bulan dimana berat ikan yang dipanen akan mencapai 300 – 400 gr/ekor. Sedangkan kalau penebaran benih dalam bentuk benih gelondongan, hanya memerlukan masa pemeliharaan 4 – 5 bulan untuk mencapai ukuran panen yang sama.
Metoda pemanenan ikan bandeng dari tambak dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
a.       Dengan memasukkan air.
Cara ini juga dikenal dengan istilah sistim nyerang, dilakukan pada tambak yang mempunyai petakan lengkap dimana petak pembagi air dimanfaatkan sebagai petak penampung. Beberapa saat sebelum pasang tiba, semua pintu yang berhubungan dengan petakan ini dibuka, sehingga air pasang dengan mudah masuk ke petakan pembagi kemudian ke petakan yang akan dipanen. Gerombolan ikan akan berusaha keluar ke petak pembagi air dengan terbukanya pintu air petakan yang akan dipanen dan selanjutnya tinggal dilakukan pemanenen.     
b.      Dengan pengeringan total.
Untuk tambak yang tidak terjangkau oleh pasang surut air laut misalnya karena lokasinya jauh dari pantai atau tambak tersebut tidak dilengkapi dengan petak pembagi/petak penagkapan, maka pemanenen dilakukan dengan cara pengerngan. Caranya adalah dengan jalan pengeringan tambak/membuka pintu air pada saat air surut sampai pelataran kering total dan ikan yang akan dipanen akan turun ke caren yang masih ada airnya. Selanjutnya ikan yang sudah berkumpul pada caren digiring dengan menggunakan caren kearah pintu air untuk mempersempit ruang geraknya, kemudian ditangkap dengan menggunakan seser dan alat tangkap lainnya.        
Pada waktu penangkapan diusahakan agar tidak mati sebelum ditangkap. Ikan yang terlalu banyak bergerak sebelum mati atau yang mati perlahan-lahan dapat mempengaruhi mutu kesegarannya, oleh karenanya diupayakan agar ikan-ikan dapat ditangkap dalam keadaan hidup dan segar. Kalaupun kemudian mati, mutunya masih cukup baik. Setelah ikan mati, segera dicuci bersih dengan es sambil dipisahkan menurut jenis dan ukurannya, setelah itu barulah disusun dalam wadah pengangkut yang diberi lapisan es secara berselang seling dimana perbandingan berat ikan dengan berat es antara 1 : 1 sampai 1 : 2.
 
 
 
 Gambar : Pemananenan Ikan Bandeng Dengan Pengeringan Total

Gambar : Pegesizean Ikan Bandeng
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, T dkk, 1998. Budidaya Bandeng Secara Insentif. Penebar Swadaya. Jakarta
Idel, A. dan S. Wibowo. 1996. Budidaya Tambak Bandeng Modern.Gitamedia Press. Surabaya
Martosudarmo, B. dan B. S. Ranoemihardjo. 1992. Rekayasa Tambak.Penebar Swadaya, Jakarta.
Soeseno, S, 1987. Budidaya Ikan dan Udang dalam Tambak. PT.Gramedia. Jakarta.
Anonim, 1985. Pedoman Budidaya Tambak. Direktorat Perikanan. Jakarta. Balai Budidaya Air Payau. Jepara. 225 p.
Bagarinao T.U (1991) Biology of Milkfish (Chanos chanos Forsskal), Aquaculture Departement Southeas Asian Fisheries Development Center, Tibgauan Iloilo Fhilippines.
Zakaria.2010.Petunjuk Tehnik Budidaya Ikan Bandeng.diakses dari http://cvrahmad.blogspot.com.
Ahmad, Taufik., Erna Ratnawatim, M. Jamil R. Yakob,1998. Budidaya Bandeng secara Intensif.Penebar Swadaya, Jakarta.
Alifuddin, M. 2003. Pembesaran Ikan Bandeng. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Dirjen Pendidikan Dasar Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Ansari Rangka, Nur., Andi Indra Jaya Asaad, 2010.Teknologi Budidaya Ikan Bandeng di
Sulawesi Selatan. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Maros.
Statistik Budidaya, 2013. Direktorat Perikanan Budidaya. Kementerian Kelautan Perikanan.
Jakarta
Sudrajat, Achmad, Wedjatmiko, Tony Setiadharma, 2011.Teknologi Budidaya Ikan Bandeng.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Tristian. 2011. Budidaya Ikan Bandeng. Pusat Penyuluhan, Kementerian Kelautan Perikanan.
Jakarta
 
 


2 komentar:

  1. Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!

    ✅ BONUS TURN OVER 0.3%
    ✅ BONUS REFFERAL 15%
    ✅ WIN RATE GAME 96,9%
    ✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
    ✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
    ✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
    ✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK

    Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
    Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
    Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
    WHATSAPP +62 821-4331-1663

    Link Alternatif :
    - www.qmario. com
    - www.qmario. net

    BalasHapus
  2. Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!

    ✅ BONUS TURN OVER 0.3%
    ✅ BONUS REFFERAL 15%
    ✅ WIN RATE GAME 96,9%
    ✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
    ✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
    ✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
    ✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK

    Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
    Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
    Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
    WHATSAPP +62 821-4331-1663

    Link Alternatif :
    - www.marioqq88. org

    BalasHapus